Kamis, 29 Juli 2010

INFA CELL

INFA CELL
Jl. Lintas Timur Unit 2 ( Samping Columbus ) DWT Jaya, Banjar Agung
Tulang Bawang
Tlp. 0726-750545, Hp 0852 14 769977, 085758561111

GROSIR & ECERAN
TELKOMSEL INDOSAT XL CERIA

SIMPATI MENTARI XL BEBAS CERIA
S5 5250 M5 5500 B5 5200 C5 5250
S10 10100 M10 10000 B10 10200 C10 10250
S20 19750 M20 19500 B25 24750 C20 20100
S25 25250 M25 24500 B50 49100 C50 48750
S50 48750 M50 48550 B100 97500 C100 96000
S100 94750 M100 96500
AS IM3
A5 5250 I5 5500 THREE FREN
A10 10100 I10 10000 T1 1450 R10 10450
A20 19750 I20 19500 T5 5450 R25 24850
A25 25250 I25 24500 T10 10050 R50 48750
A50 48750 I50 48550 T20 20650 R100 96750
A100 94750 I100 96500 T25 24350
T50 49250
STAR ONE
FLEKSI ESIA I5 5550
F5 5450 E5 5500 I10 10100
F10 10250 E10 10500 I20 19750
F20 19750 E20 20350 I25 24650
F50 47650 E25 25250 I50 48650
F100 94150 E50 48250 ADA I100 96650

Cara Transaksi
 TRANSAKSI = Kode Produk.No Tujuan.Pin (S10.085279666777.1234)
 CEK SALDO = S.PIN (S.1234)

TRANSAKSI DAPAT DILAKUKAN 24 JAM
Semua Transaksi / Complain dikirim :
0852 79 779777 – 0857 64 079777

CEWEK MANIZZZZZ....!!!!










BUKAN BASA BASI....!!!!



Rabu, 28 Juli 2010

BIDAN DELIMA

A. TUGAS UTAMA BIDAN DI KOMUNITAS
1. Pelaksana asuhan atau pelayanan kebidanan.
a. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan standar profesional.
b. Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil normal dengan komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
c. Melaksanakan asuhan ibu bersalin normal dengan komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dengan komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
e. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui normal dengan komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
f. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan klien/keluarga.
g. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan sistem reproduksi dengan melibatkan klien/keluarga.
h. Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas melibatkan klien/keluarga.
i. Melaksanakan pelayanan keluarga berencana melibatkan klien/keluarga.
j. Melaksanakan pendidikan kesehatan di dalam pelayanan kebidanan.
2. Pengelola pelayanan KIA/KB.
a. Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerjanya dengan melibatkan keluarga dan masyarakat.
b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program sektor lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada diwilayah kerjanya.
3. Pendidikan klien, keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan.
Melaksanakan bimbingan/penyuluhan, pendidikan pada klien, masyarakat dan tenaga kesehatan termasuk siswa bidan/keperawatan, kader, dan dukun bayi yang berhubungan dengan KIA/KB.
4. Penelitian dalam asuhan kebidanan.
Melaksanakan penelitian secara mandiri atau bekerjasama secara kolaboratif dalam tim penelitian tentang askeb.

B. TUGAS TAMBAHAN BIDAN DI KOMUNITAS
1. Upaya perbaikan kesehatan lingkungan.
2. Mengelola dan memberikan obat - obatan sederhana sesuai dengan kewenangannya.
3. Survailance penyakit yang timbul di masyarakat.
4. Menggunakan tehnologi tepat guna kebidanan.

C. BIDAN PRAKTEK SWASTA
Praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek, seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.
Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan dari layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi Ikatan Bidan memiliki kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan praktek perlu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu pengaturan agar terdapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktek akan lebih baik apabila ada pengaturan yang jelas dan trasparan, sehingga masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan bidan praktek perorangan (swasta). Informasi dari jasa pelayanan bidan untuk masyarakat perlu pengaturan yang jelas, agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas, sehingga konsumen bidan praktek swasta mendapatkan kepuasan akan layanan yang diterimanya.
Kompetensi minimal bidan praktek swasta meliputi :
1. Ruang lingkup profesi
a. Diagnostik (klinik, laboratorik)
b. Terapy (promotif, preventif)
c. Merujuk
d. Kemampuan komunikasi interpersonal
2. Mutu pelayanan
a. Pemeriksaan seefisien mungkin
b. Internal review
c. Pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan dan etika profesi
d. Humanis (tidak diskriminatif)
3. Kemitraan
a. Sejawat/kolaborasi
b. Dokter, perawat, petugas kesehatan yang lain, psikolog, sosiolog
c. Pasien, komunitas
4. Manajemen
a. Waktu
b. Alat
c. Informasi/MR
d. Obat
e. Jasa
f. Administrasi/regulasi/Undang-Undang
5. Pengembangan diri
a. CME (Continue Midwifery Education)
b. Information Search

D. PROGRAM BIDAN DELIMA
1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diwarnai oleh rawannya derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, serta bayi pada masa perinatal, yang ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Perinatal (AKP).
Salah satu upaya yang mempunyai dampak relatif cepat terhadap penurunan AKI dan AKP adalah dengan penyediaan pelayanan kebidanan berkualitas yang dekat dengan masyarakat dan didukung dengan peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan rujukan. Sebanyak 30% bidan memberikan pelayanan praktek perorangan (IBI, 2002), dengan berbagai jenis pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan kontrasepsi suntik 58%, kontrasepsi pil, IUD dan implant 25%, dan pelayanan pada ibu hamil dan bersalin masing-masing 93% dan 66%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bidan mempunyai peran besar dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat.
Mengingat peran besar dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi tersebut maka berbagai program telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Bidan Praktek Swasta agar sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku.
Salah satu upaya IBI ialah bekerja sama dengan BKKBN dan Departemen Kesehatan serta dukungan dan bantuan teknis dari USAID melalui program STARH (Sustaining Technical Assistance in Reproductive Health) tahun 2000 – 2005 dan HSP (Health Services Program) tahun 2005 – 2009 mengembangkan program Bidan Delima untuk peningkatan kualitas pelayanan Bidan Praktek Swasta dan pemberian penghargaan bagi mereka yang berprestasi dalam pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
2. Kerangka Pikir Bidan Delima
Pelayanan bidan di Indonesia mempunyai akar yang kuat sejak zaman Belanda, dan mengalami pasang surut sepanjang zaman kemerdekaan terutama ditinjau dari segi penyelenggaraan pendidikan sebagai institusi yang mempersiapkan bidan sebelum diterjunkan untuk memberikan pelayanan di masyarakat. Riwayat pendidikan bidan di Indonesia sangat fluktuatif dan mengalami pasang surut, dengan sendirinya menghasilkan kinerja pelayanan bidan yang bervariasi.
Kemajuan dunia global yang pesat baik di bidang teknologi informasi, pengetahuan dan teknologi kesehatan termasuk kesehatan reproduksi berdampak pada adanya persaingan yang ketat dalam bidang pelayanan kesehatan. Tuntutan masyarakat pada saat ini adalah pelayanan yang berkualitas, aman, nyaman, dan terjangkau. Hal ini mendorong bidan untuk siap, tanggap serta mampu merespon dan mengantisipasi kemajuan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Disisi lain IBI sebagai organisasi profesi yang dalam tujuan filosofisnya melakukan pembinaan dan pengayoman bagi anggotanya juga terus berupaya untuk mencari terobosan guna tercapainya peningkatan profesionalisme para anggotanya.
3. Pengertian Bidan Delima
Bidan Delima adalah suatu program terobosan strategis yang mencakup :
a. Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi.
b. Merk Dagang/Brand.
c. Mempunyai standar kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah, lengkap, dan memiliki hak paten.
d. Rekrutmen Bidan Delima ditetapkan dengan kriteria, system, dan proses baku yang harus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan.
e. Menganut prinsip pengembangan diri atau self development, dan semangat tumbuh bersama melalui dorongan dari diri sendiri, mempertahankan dan meningkatkan kualitas, dapat memuaskan klien beserta keluarganya.
f. Jaringan yang mencakup seluruh Bidan Praktek Swasta dalam pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
4. Tujuan
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
b. Meningkatkan profesionalitas Bidan.
c. Mengembangkan kepemimpinan Bidan di masyarakat.
d. Meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
e. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian Ibu, Bayi dan Anak.
5. Logo Bidan Delima

a. Makna yang ada pada Logo Bidan Delima adalah:
Bidan Petugas Kesehatan yang memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah-tamah, aman-nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan umum dasar selama 24 jam.
Delima Buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah, berisi biji dan cairan manis yang melambangkan kesuburan (reproduksi).
Merah Warna melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan pengambilan keputusan yang cepat, tepat dalam membantu masyarakat.
Hitam Warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani kaum perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan.
Hati Melambangkan pelayanan Bidan yang manusiawi, penuh kasih sayang (sayang Ibu dan sayang Bayi) dalam semua tindakan/ intervensi pelayanan.
b. Bidan Delima melambangkan:
Pelayanan berkualitas dalam Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai standar dan kode etik profesi.
Logo/branding/merk Bidan Delima menandakan bahwa BPS tersebut telah memberikan pelayanan yang berkualitas yang telah diuji/diakreditasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, memberikan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan pelanggannya (Service Excellence).
6. Landasan Hukum
a. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
b. Anggaran Dasar IBI, Bab II Pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga IBI Bab III Pasal 4.
c. Permenkes No.900/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan.
d. SPK (Standar Pelayanan Kebidanan) IBI 2002.
7. Visi dan Misi
a. Visi
Meningkatkan kualitas pelayanan untuk memberikan yang terbaik, agar dapat memenuhi keinginan masyarakat
b. Misi
Bidan Delima adalah Bidan Praktek Swasta yang mampu memberikan pelayanan berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, bersahabat dan peduli terhadap kepentingan pelanggan, serta memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan.
8. Strategi
Menggalang upaya terpadu dalam peningkatkan kualitas pelayanan dan profesionalisme Bidan Praktek Swasta dengan:
a. Menyiapkan pengelola program Bidan Delima di setiap jenjang kepengurusan IBI.
b. Mengembangkan jaringan pelayanan Bidan Delima yang dirancang secara sistematis sesuai dengan standar kualitas pelayanan yang baku.
c. Mensosialisasikan program Bidan Delima kepada seluruh jajaran IBI dan Bidan Praktek Swasta dalam rangka meningkatkan minat dan jumlah Bidan berpredikat Bidan Delima.
d. Memberikan penghargaan kepada Bidan Delima yang berprestasi.
e. Meluncurkan program pemasaran Bidan Delima untuk meningkatkan minat masyarakat menggunakan jejaring pelayanan Bidan Delima.
Suatu program akan dapat terlaksana dengan baik melalui pengelolaan yang cermat dan konsisten; dengan berorientasi utamanya pada potensi, ketersediaan sumber daya dan kemampuan internal organisasi pelaksananya.
Untuk melaksanakan program Bidan Delima ini; IBI telah memiliki potensi dan sumber daya yang memadai dan akan mencapai hasil yang lebih optimal apabila memperoleh dukungan baik dari internal IBI maupun dari stakeholder.

Referensi :
Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.
Behrman. Kliegman. Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC. Jakarta.
Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat Promosi Kesehatan.

Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI. (2006). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI. (2006). Manajemen BBLR untuk Bidan. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Pelatihan Konseling Pasca Keguguran. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Profesi Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Kompetensi Bidan Indonesia. Jakarta
Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.
Effendy Nasrul. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.
International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO).

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi Dan Praktik Bidan;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Tehnis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

Konggres Obtetri dan Gynecologi Indonesia XII. (2003). Forum Dokter Bidan. Yogyakarta.
Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan

Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.

KECANTIKAN WANITA

Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkanlah kata-kata kebaikan.
Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai.
Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan.
Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.
Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian.

Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni.
Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda.
Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa.
Jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur.
Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.

Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya.
Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia.
Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang.

Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah.
Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta dia berikan.
Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.

aku mungkin gadis yang tenang hati

aku mungkin gadis yang tenang hati
selalu aman walau ribut datang menghambat diri
tiada rajuk hebat dan kata maki
tapi aku juga ada batas marah di sini
yang cukup untuk buat kau menangis nanti
jadi adalah baik untuk kau jauhi
saat aku rasa sabarku hilang pergi


aku mungkin gadis yang tenang hati
tapi tak bermakna aku lupa rasa sakitnya hati
untuk itu sila kamu berhati-hati
dengan kata dan buat yang cukup membakar hati
supaya kau tak lalui rasa tak dapat lihat langit mana yang tinggi
atau nampak matahari esok pagi
dan boleh lagi pijak muka bumi


pergilah sembunyi
kerana aku ini gadis yang tenang hati

TINJAUAN KASUS I

TINJAUAN KASUS I
Oleh : YUSIKO

A. Pengkajian data dasar
1. Biodata
Nama : Nn N
Umur : 17 tahun
Status : Belum kawin
Pekerjaan : Pelajar

2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke RSUDAM pada tanggal 13 juli 2007 dengan keluhan nyeri perut sejak 2 minggu yang lalu, nyeri seperti diremas-remas,nyerinya datang dengan tiba-tiba dan tidak hilang dengan istirahat.

B. Pengkajian data fokus
1. Pengkajian pre-operatif
Tanggal 13 julu 2007 mengatakan nyeri perut karena nyerinya aktivitas sehari-hari menjadi terganggu,1 bln terakhir BB turun 3 kg, tidak ada demam, mukosa bibir kering, nafsu makan berkurang, mual, makan 1-3 sendok tiap x makan, wajah tampak lemah.aktivitas mandi dan eliminasi dibantu keluarga, kulit kering dan bersisik, rambut rontok dan kotor. kesadaran komposmentis,konjungtiva anemis, Tekanan darah 80/60 mmHg, nadi 65x/mnt, respirasi 26x/mnt.suhu 38°C,Pemeriksaan lab HB 9 gr%

C. Analisa Data
1. DATA =
DS : klien mengatakan nyeri perut, nyerinya seperti diremas-remas.nyeri datang tiba-tiba dan tidak hilang dengan istirahat, karena nyeri
tsb aktivitas sehari-hari terganggu
DO : Ekspresi wajah tampak lemah
MASALAH =
Nyeri
2. DATA =
DS : BB menurun 3 kg, nafsu makan menurun, mual, makan 1-3 sendok tiap x makan.
DO : lemah, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering, HB 9%, TD 80/60 mmhg
MASALAH =
Perubahan nutrisi berkurang
3. DATA =
DO : mandi dan eliminasi dibantu keluarga, kulit kering, rambut rontok dan kotor, gelisah
MASALAH =
Personal hygiene terganggu

D. Diagnosa keperawatan yang muncul:
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi lambung.
2. Perubahan nutrisi berkurang berhubunganb dengan nafsu makan menurun dan mual
3. Gangguan personal hygieneberhubungan dengan aktivitas mandi dan eliminasi

E. Perencanaan perawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi/ dorongan kontraksi lambung.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan nyeri berkurang/dapat ditoleransi oleh klien dengan kriteria klien dapat mengontrol nyeri, skala nyeri 0.
Rencana tindakan :
• Kaji tingkat nyeri denghan skala (0-5)
R/ Dapat mengidentifikasi nyeri, adanya spasme
sehingga bisa melanjutkan intervensi lanjut
• Monitor lokasi, jenis, intensitas nyeri
R/ Membantu mengevaluasi tempat obstruksi oleh karena
pembuluh darah yang merangsang nyeri.
• Jelaskan dan demontrasikan cara mengurangi nyeri dengan menarik napas dalam dan relaksasi.
R/ Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan
otot sehingga meningkatkan koping.
• Ukur tanda vital
R/ Dapat memantau dari setiap perubahan nyeri
yang erat hubungannya dengan tanda vital.
• Kolaborasi doker dalam pemberian analgetik
R/ Dengan pemberian analgetik dapat menurunkan kolik dan
meningkatkan relaksasi otot lambung.

Pelaksanaan dan evaluasi
Pelaksanaan
-Mengajarkan dan mendemontrasikan cara mengurangi nyeri dengan menarik napas dalam dan relaksasi
-Mengukur tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
-Mengelola pemberian analgetik, infus Nacl dengan toradol 12 tpm
-Mengevaluasi kembali tingkat nyeri pasien
Evaluasi
S: Pasien masih mengatakn nyeri
O: Tampak ekspresi wajah rileks,TD: 110/70 mmHg, N: 70x/mnt, R: 12x/mnt, S: 36C
A: Masalah teratasi sebagian
P: Ingatkan pasien cara mengurangi nyeri

TINJAUAN KASUS I

A. Pengkajian data dasar
1. Biodata
Nama : Tn Z
Umur : 50 tahun
Status : kawin

2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke RSUDAM dengan keluhan nyeri abdomen bawah kanan dan kiri sejak 1 bulan yang lalu, nyeri seperti terbakar.

B. Pengkajian data fokus
1. Pengkajian pre-operatif
Klien mengatakan nyeri abdomen bawah kanan dan kiri, nyerinya seperti terbakar, sering timbul saat BAK dan tidak hilang dengan istirahat, aktivitas sehari-hari terganggu, Tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 88x/mnt, respirasi 30x/mnt.sesak, O2 terpasang 3 ltr/mnt, edema tungkai positif, oliguri positif, volume urine kurang dari 300ccdlm 1 hari, warna urine keruh , distensi abdomen positif.

C. Analisa Data
1. DATA =
DS : nyeri abdomen bawah kanan dan kiri, nyerinya seperti terbakar, sering timbul saat BAK dan tidak hilang dengan istirahat, aktivitas sehari-hari terganggu
DO : oliguri positif, distensi abdomen
MASALAH =
Nyeri
2. DATA =
DO : edema tungkai positif, oliguri positif, volume urine kurang dari 300ccdlm 1 hari, warna urine keruh , distensi abdomen positif.
MASALAH =
Eliminasi BAK terganggu
3. DATA =
DO : respirasi 30x/mnt.sesak, O2 terpasang 3 ltr/mnt
MASALAH =
Kebutuhan 02 berkurang

D. Diagnosa keperawatan yang muncul:
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi lambung.
2. Resiko terjadinya gangguan eliminasi urine berhubungan dengan oliguri danproduksi urine tidak normal
3. Gangguan kebutuhan 02 berhubungan dengan sesak yamg dialami

E. Perencanaan perawatan
1. Resiko tinggi terjadi gangguan eleminasi urine berhubungan dengan oliguri danproduksi urine tidak normal.
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan tindakan perawatan gangguan eleminasi lancar dengan kriteria urine mengalir lancar dengan warna kuning jernih, tidak ada darah, produksi urine 30-50cc/jam.

Rencana tindakan :
• Monitor intake out put dan karakteristik urine
R/Indikator keseimbangan cairan dan kebutuhan penggantian dapat
diketahui, diawasi perkiraan kehilangan darah secara akurat
dengan keluaran urine.
• Pastikan pemasangan DC lancar
R/ Dapat memastikan tidak adanya retensi urine/ distensi blader
• Kolaborasi dokter untuk tindakan operatif
R/ dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi yang lanjut, mis :
terjadi hidronefrosis yang memerlukan tindakan operatip

Pelaksanaan dan evaluasi
Pelaksanaan
-Mengecek kembali persiapan pasien (inform consent, puasa, klisma, screen dll)
-Mengkaji tingkat kecemasan baik secara verbal/ non verbal
-Memimpin pasien berdoa menurut agamanya.
Evaluasi
S: Klien mengatakan cemasnya berkurang setelah mendapat penjelasan
O: Ekspresi wajah rileks
A: Masalah teratasi sebagian
P: Ingatkan pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya