Tampilkan postingan dengan label keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keluarga. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 Juli 2010

PANCA INDERA MANUSIA

HIDUNG

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yaitu M. Nasalis pars transversa dan M. Nasalis pars allaris. Kerja otot – otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan menyempit. Batas atas nasi eksternus melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks (puncak) disebut dorsum nasi.
Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares, yang dibatasi oleh :
- Superior : os frontal, os nasal, os maksila
- Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago alaris minor
Dengan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian inferior menjadi fleksibel.
Perdarahan :
1. A. Nasalis anterior (cabang A. Etmoidalis yang merupakan cabang dari A. Oftalmika, cabang dari a. Karotis interna).
2. A. Nasalis posterior (cabang A.Sfenopalatinum, cabang dari A. Maksilaris interna, cabang dari A. Karotis interna)
3. A. Angularis (cabang dari A. Fasialis)

Persarafan :
1. Cabang dari N. Oftalmikus (N. Supratroklearis, N. Infratroklearis)
2. Cabang dari N. Maksilaris (ramus eksternus N. Etmoidalis anterior)
3. Kavum Nasi
Dengan adanya septum nasi maka kavum nasi dibagi menjadi dua ruangan yang membentang dari nares sampai koana (apertura posterior). Kavum nasi ini berhubungan dengan sinus frontal, sinus sfenoid, fossa kranial anterior dan fossa kranial media. Batas – batas kavum nasi :

Posterior : berhubungan dengan nasofaring
Atap : os nasal, os frontal, lamina kribriformis etmoidale, korpus sfenoidale dan sebagian os vomer
Lantai : merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hampir horisontal, bentuknya konkaf dan bagian dasar ini lebih lebar daripada bagian atap. Bagian ini dipisahnkan dengan kavum oris oleh palatum durum.

Medial : septum nasi yang membagi kavum nasi menjadi dua ruangan (dekstra dan sinistra), pada bagian bawah apeks nasi, septum nasi dilapisi oleh kulit, jaringan subkutan dan kartilago alaris mayor. Bagian dari septum yang terdiri dari kartilago ini disebut sebagai septum pars membranosa = kolumna = kolumela.

3. Mukosa Hidung
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernafasan dan mukosa penghidu. Mukosa pernafasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel – sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang – kadang terjadi metaplasia menjadi sel epital skuamosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.

1. Sebagai jalan nafas
Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring.

2. Pengatur kondisi udara (air conditioning)
Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini dilakukan dengan cara :
a. Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.
b. Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih 37o C.

3. Sebagai penyaring dan pelindung
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh
a. Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
b. Silia
c. Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel – partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.

4. Indra penghirup
Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat.

5. Resonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.

6. Proses bicara
Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m,n,ng) dimana rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara.

7. Refleks nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.


KULIT

 Indra peraba (Kulit) merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.

Klasifikasi reseptor antara lain:
Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu
 1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
 2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).
 3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
 4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

Berdasarkan sumber rangsangan
 1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.
 2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
 3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.

Berdasarkan morfologi
 1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.
 2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.

Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :
1. Ujung Saraf Bebas
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.

2. Korpuskulus Peraba (Meissner)
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel.

3. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)
Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.

4. Korpuskulus Gelembung (Krause)
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan

5. Korpuskulus Ruffini
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.

6. Spindel Neuromuskular
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat 15% berat badan.

Epidermis
Terbagi atas 4 lapisan:
a. Lapisan basal / stratum germinativum
Terdiri dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis. Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade. Lapisan terbawah dari epidermis. Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit dari sinar matahari. Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.

b. Lapisan Malpighi/ stratum spinosum.
Lapisan epidermis yang paling tebal. Terdiri dari sel polygonal. Sel – sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

c.Lapisan Granular / s. granulosum.
Terdiri dari butir – butir granul keratohialinyang basofilik. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

d. Lapisan tanduk / korneum.
Terdiri dari 20 – 25 lapis sel tanduk tanpa inti.

e. Stratum Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
Mengusir mikroorganisme patogen.
Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
Unsur utama yang mengerskan rambut dan kuku.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu :
1. Sel merkel.
Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki.

2. Sel langerhans.
Berperan dalam respon – respon antigen kutaneus.
Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.

DERMIS.( korium)
Merupakan lapisan dibawah epidermis. Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :
 Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
 Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

FUNGSI KULIT SECARA UMUM.

1. Sebagai proteksi
 Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.)
 Melindungi dari trauma yang terus menerus.
 Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
 Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak.
 Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.

2. Pengontrol atau pengatur suhu.
 Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah meningkat terjadi penguapan keringat.
 3. Proses hilangnya panas dari tubuh:
 Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.
 Konduksi : pemindahan panas dari tubuh ke benda lain yang lebih dingin yang bersentuhan dengan tubuh.
 Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi
 Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang ditentukan oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)

3. Sensibilitas
 Mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.
 4. Keseimbangan air
 Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan. Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.
 5. Produksi vitamin.
 Kulit yang terpejan sinar UV akan mengubah substansi untuk mensintesis vitamin D.

LIDAH

 Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah. Kadang juga dijumpai pada langit-langit rongga mulut, faring dan laring, walaupun sedikit sekali.
Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang berkeompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papila. Terdapat empat macam papila lidah:
 1. Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
 2. Papila fungiformis, pada bagian anterior.
 3. Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
 Ketiga papila di atas mengandung kuncup pengecap, dan
 4. Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak terdapat kuncup-kuncup pengecap.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores).
Kuncup-kuncup pengecap pada semua vertebrata mendapat persarafan dari cabang-cabang saraf kranial nomor VII, IX, dan X.
Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin.

TELINGA

 Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan Gendang telinga atau membrana timpani.
 Di dalam saluran terdapat banyak Kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut kelenjar atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.

Telinga tengah
 Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martir atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). muara tuba Eustachi juga berada di telinga tengah.
 Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
 Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachi menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachi dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap.
 Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.
 Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap ovale, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat
 Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat Organocorti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.

PROSES MENDENGAR
 Setiap bunyi menghasilkan getaran dalam jarak 332m/s
 Getaran akan dikumpulkan oleh kelopak telinga
 Gelombang bunyi dihantarkan melalui salur telinga luar
 Sampai di gendang telinga, getaran akan menggetarkan timpani
 Getaran sampai ke menbrena corti yang merangsang nervus VIII
 Diteruskan ke cereblum yang menafsirkan bunyi.
 Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat indera keseimbangan. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sarkulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan rubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf vestibulokoklearis.

Selasa, 26 Januari 2010

KELUARGA BERENCANA

A.PENDAHULUAN
-Jumlah penduduk Indonesia sensus 1980 adalah 147 jt jiwa dngn angka pertumbuhan 2,34%/th
-Penyebaran > kelalaian sebelum th 1949, pd zaman colonial belanda serta adanya gerakan menyetujui kelahiran ( soekarno )
-Maka pemerintahan Indonesia mengambil kebijaksanaan ANTI NATALIS > menekan kelahiran serendah mungkin.
-Presiden soeharto menandatangani deklarasi PBB tentang kependudukan.
-Th 1969 > Lembaga keluarga berencana Nasional (LKBN)
-Th 1970 Badan koordinasi keluarga Berencana Nasional (BKKBN) > menurunkan angka kelahiran kasar (CBR) sebanyak 50% pd thn 1990 dibandingkan th 1971.
B.PENGERTIAN DAN DEFINISI
1.Akseptor KB (peserta KB) = PUS dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi unt tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program.
2.Akseptor Baru = PUS yg baru pertama kali menggunakan salah satu cara/ alkon dan/atau PUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alkon setelah mereka berakhir masa kehamilannya (baik keguguran, lahir mati, lahir hidup)
3.PUS (PASANGAN USIA SUBUR) = Pasangan suami istri yg pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dlm suatu rumah ataupun tdk, dimana umur istrinya antara 15-44 th.
4.Cara Kontrasepsi Modern = cara/alkon yg digunakan unt mencegah/ menjarangkan kehamilan (IUD, suntik, pil, kondom, dll
5.Current user-CU (Peserta KB aktif) = PUS yg pd saat ini masih menggunakan salah satu cara/alkon.
6.Ever User = PUS yg pernah menggunakan salah satu/ alkon, baik sekarang masih menggunakan salah satu cara ataupun tdk menggunakan lagi.
7.Akseptor aktif kembali = PUS yg telah berhenti menggunakan selama 3 bln at lebih yg tdk diselingi oleh suatu kehamilan dan kembali menggunakan cara kontrasepsi baik dngn cara yg sama maupun berganti cara setelah berhenti/ istirahat paling kurang 3 bln berturut2 dan bukan karena hamil.
8.Kelahiran Tercegah (birth prevented) = banyaknya kelahiran yg dapat dicegah karena PUS menggunakan salah satu cara/ alkon.
C.PENILAIAN PELAKSANAAN PROGRAM KB
a.Tahap 1 = penilaian pencapaian target akseptor yg meliputi akseptor baru dan akseptor aktif kembali
b.Tahap 2 = Penilaian pencapaian target akseptor aktif
c.Tahap 3 = penilaian terhadap perkembangan ciri2 akseptor, terutama dr segi umur dan paritas akseptor
d.Tahap 4 = Penilain terhadap penurunan fertilitas yg dicapai.

Minggu, 24 Januari 2010

Konsep Manusia Sehat Sakit Dalam Pelayanan Keperawatan

Keperawatan: Suatu bentuk pelayanan professional yg merupakan bagian integral dr pelayanan kesehatam berbentuk pelayanan biologis, psikologi, social & spiritual secara komfrehensif yg ditujukan pd individu, keluarga, & masyarakat baik sehat maupun sakit.

Paradigma keperawatan
Manusia=Lingkungan==Kesehatan=keperawatan=manusia

Konsep Manusia
Manusia: Mahluk biopsikososiospiritual yg uutuh dlm arti merupakan satu kesatuan utuh dr aspek jasmani & unik krn mempunyai berbagai kebutuhan sesuai dngn tingkat kebutuhan.
Sebagai sasaran pelayanan asuhan keperawatan & praktek keperawatan, manusia adalah klien yg dibedakan menjd individu,keluarga dan masy.

Individu sebagai Klien

Individu : anggota keluarga yg unik sbg kesatuan utuh dr aspek biopsikososiospiritual.
Peran Perawat pd individu sbg klien: Pd dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yg mencakup biopsikososiospiritual, krn adanya kelemahan fisik & mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.

Hirarki Maslow tentang kebutuhan dasar Manusia
-Aktualisasi Diri(Kebutuhan dr individu unt mencapai tujuan melalui pengembangan kemampuan individu tsb)
-Harga diri(Memberikan rasa percaya diri & mandiri pd seseorang)
-Dicintai & rasa memiliki(pada dasarnya mempunyai kebutuhan u/ dicintai & memiliki termasuk didalamnya mengerti & menerima)
-Keamanan & kenyamanan(Menyangkut komponen fisik & emosional,menjaga klien dr kemungkinan terjd sesuatu yg merugikan)
-Kebutuhan fisiologi(Kebutuahan pling dasar krn sangat penting dlm kehidupn)

Keluarga Sebagai Klien
Merupakan sekelompok individu yg berhubungan erat secara terus menerus & terjd interaksi satu dngn yg lain baik perorngn maupun secr bersama2 didlm lingkungnnya sendiri mauoun masy secr keseluruhan.

Masyarakat sebagai Klien
Suatu pranata yg terbentuk krn interaksi antara manusia & budaya dlm lingknya bersifat dinamis & terdr dr individu,kelga,kelompk & komunitas yg mempnyai tujuan & norma sbg system nilai.
Ada 6 Faktor pengaruh masyarakat terhadap kes. Anggota masy=(tersedianya fasilitas pelayanan kes/pendidikan/rekreasi/transportasi/komunikasi/ social/keyakinan masy)
Konsep sehat sakit

Kesehatan bg seseorang adalah sesuatu yg relative berdasarkan pd nilai & kepercayaan orng tsb

Sehat : Keadaan seimbang yg dinamis antara bentuk & fungsi tubuh serta berbagai factor yg berusaha mempengaruhinya (Parkins,1938)

Sehat adalah keadaan sempurna dr factor mental, social, tdk hanya bebas dr peny at kelemahan (WHO)
Derajat Kesehatan seseorang sngt dipengaruhi keluarga, komunitas & masy dimn seseorang itu tinggal.

KONSEP MODEL SEHAT
-The clinical Model : sehat=bebas dr gejala penykt
-The role performenced model : sehat=kemampuan memenuhi peran social
-The adaptive model : sehat=merupkan suatu proses kreatif
-The eudemonistic model : sehat=suatu kondisi dr aktualisasi & realisasi kemampuan seseorang.

Sakit : suatu keadaan yg tdk menyenangkan yg menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari2 baik jasmani,rohani & social (parkins 1987)

Penyakit : suatu kelainan dr fungsi tubuh. Keadaan ini mempunyai tanda gejala specific dimana sehat & sakit seseorang tergantung pd persepsi masing2.

Tahapan proses sakit: tahap gejala/ asumsi terhadap sakit/ kontak dngn pelayanan kes./ ketergantungan/ penyembuhan

Dampak sakit : terjd perubahan pd peran keluarga/ gangguan psikologis/ masalah keuangan/ kesepian akibat berpisah/ perubahan kebiasaan social/ privacy terganggu/ otonomi terganggu/ perubahan gaya hidup.

Prilaku pada orang sakit : Ada perasaan ketakutan/ menarik diri/ egosentris/ sensitive/ emosional meningkat/ perubahan persepsi/ berkurangnya minat.

Tahap/Tindakan pencegahan
1.Primary Preventive care= ditujukan terhdp peningktn kes. & perlindungan secara specific terhadap peny.
2.Secondary Preventive care= pemeliharaan kesehatan & pencegahan pd komplikasi yg dpt terjadi
3.Tertiary preventive care= penyembuhan klien & memulihkan pd keadaan maksimum setelah sakit.
Faktor yg mempengaruhi sehat sakit= Biologis/ emosional/ intelektual/ lingkungan/social-kultural/ spiritual

KONSEP LINGKUNGAN

KONSEP : Suatu keyakinan Yang Compleks terhadap suatu obyek, Benda , peristiwa at fenomena berdasarkan pengalaman & persepsi seseorang berupa ide, pandangan at keyakinan. Kumpulan beberapa Konsep=model at kerangka konsep

LINGKUNGAN : Lingkungan yg kelasik adalah sekeliling tempat organisasi berorganisasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam,flora, fauna,manusia serta hubungan didalamnya.
Pengertian lingkungan yg lain, merupakan kesatuan ruang dngn semua benda ,daya, keadaan dan mahluk hidup lain. Ruang, merupakan suiatu tempat berbagai komponen lingkungan hidup menempati & melakukan proses, sehingga antara ruang & komponen lingkungan merupakan satu kesatuan yg tdk terpisahkan.
Lingkungan hidup merupakan ekologi terapan dngn tujuan agar manusia dpt menerapkan prinsif & konsep pokok ekologi dlm lingkungan hidup. Manusia merupakan mahluk yg paling dominant terhadap ekosistem dibumi.

Konsep Lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pd lingkungan masy yaitu lingkungan fisik, psikologi, social, budaya & spiritual.
Untuk memahami hubungan lingkungan dngn kesehatan masy. (individu, keluarga, kelompok dan komunitas) Dapat digunakan model segitiga :

Agen= Hospes= Lingkungan
Ketiga komponen saling berhubungan & dpt berpengaruh terhadap status kes. Penduduk.

AGEN : suatu factor suatu factor yg dpt menyebabkan penyakit.

HOSPES : Mahluk hidup yaitu manusia at hewan yg dpt terinfeksi at dipengaruhi oleh agen.

LINGKUNGAN : factor eksternal yg mempengaruhi kesehatan
Seperti
-Lingkungn perumahan kumuh
-Lingkungan kerja yg tdk nyaman
-Tingkat social ekonomi yg rendah
-Pendidikan masy yg rendah
-Terbatasnya jumlah fasilitas pelayanan kes.
-Letak fasilitas pelayanan kes. Yg jauh dr pemukiman penduduk

Terjadinya Penyakit
Proses terjadinya penyakit (john Gordon)
1.Terjadi keseimbangan antara agen & Host yg bertumpu pada lingkungan atau seseorang dlm keadaan sehat.
2.Agen lebih berat dari Host yg bertumpu pd lingkungn normal
3.Host lebih berat dari Agen yg bertumpu pd lingkungn normal
4.Agen lebih berat dari Host yg bertumpu pd lingkungn yang tdk normal
5.Host lebih berat dari Agen yg bertumpu pd lingkungn yg tdk normal

KONSEP SEHAT-SAKIT

A. PENDAHULUAN
Pada masa lalu, sebagian besar individu dan masyarakat memandang sehat dan sakit sebagai sesuatu Hitam atau Putih. Dimana kesehatan merupakan kondisi kebalikan dari penyakit atau kondisi yang terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana ini tentu dapat diterapkan dengan mudah; akan tetapi mengabaikan adanya rentang sehat-sakit.

Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekua¬saan, hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).

B. DEFINISI SEHAT
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang po¬sitif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi ling¬kungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

B. MODEL SEHAT SAKIT
1.Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)
Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal , dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total”
Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, inteletual, sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat.
Sedangkan Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat jika ditentukan seseuai titik-titik tertentu pada skala Rentang Sehat-Sakit.
Dengan model ini perawat dapat menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan rentang sehat-sakitnya. Sehingga faktor resiko klien yang merupakan merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengidentifikasi tingkat kesehatan klien. Faktor-faktor resiko itu meliputi variabel genetik dan psikologis.
Kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang itu (Kesejahteraan Tingkat Tinggi – Kematian). Misalnya: apakah seseorang yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan dengan orang yang mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat setelah kematian pasangannya.
Model ini efektif jika digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan sebelumnya. Sehingga bermanfaat bagi perawat dalam menentukan tujuan pencapaian tingkat kesehatan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
2.Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)
Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.
Pada pendekatn model ini perawat melakukan intervnsi keperawatan yang dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan
Model ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan keluarga maupun komunitas.
3.Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.)
Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan

Agen :Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial.
 jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll).
Pejamu: Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu.
Faktor pejamu antara lain: situasi atau kondisi fisik dan psikososoial yang menyebabkan seseorang yang beresiko menjadi sakit.
Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya hidup dll.
Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluar pejamu.
•Lingkungan fisik: tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal, penerangan, kebisingan
•Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, misalnys: stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup.
Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon dapat meningkatkan kesehatan atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara seseorang atau sekelompok orang dengan lingkungannya.
Selain dalam keperawatan komunitas model ini juga dikembangkan dalam teori umum tentang berbagai penyebab penyakit.

4.Model Keyakinan-Kesehatan
Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan.
Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan antara lain:
a.Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.
Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung.
b.Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.
Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll)
c.Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil.
Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.
5.Model ini membantu perawat memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan, dan perilaku klien, serta membantu perawat membuat rencana perawatan yang paling efektif untuk membantu klien, memelihara dan Model Peningkatan-Kesehatan (Pender)
Dikemukakan oleh Pender (1982,1993,1996) yang dibuat untuk menjadi sebuah model yang menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan.
Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah).
mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadiny penyakit.
Berdasarkan gambar diatas Model ini dapat:
oMengidentifikasi berbagai faktor (demografik, sosial) yang dapat meningkatkan atau menurunkan partisifasi untuk meningkatkan kesehatan.
Mengatur berbagai tanda kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partsisipasi klien dalam perilaku peningkatan kesehatan
SAKIT DAN PERILAKU SAKIT
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.

PENGELOMPOKAN KELUARGA

1.keluarga Prasejahtera : Keluarga yg blm dpt memenuhi kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan pengajaran agama/ pangan/ sandang/ papan/ kesehatan atau keluarga yg belum dpt mmenuhi salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap I.

2.Keluarga Sejahtera Tahap I : Keluarga yg telah dpt memenuhi kebutuhan dasar secara minimal tetapi belum dpt memenuhi keseluruhan social psikologisnya yaitu kebutuhan pendidikan/ KB/ interaksi dalam keluarga/ interaksi dngn lingk tempat tinggal/ transfortasi.


3.Keluarga Sejahtera Tahap II : keluarga yg telah dpt memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan social psikologinya, tetapi blm dpt memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu kebutuhan untuk menabung & memperoleh informasi.

4.Keluarga Sejahtera Tahap III : Keluarga yg telah dpt memenuhi seluruh kebutuhan dasar,kebutuhan social psikologis & kebutuhan pengembangan tetapi belum dapat memberikan sumbangan yg maksimal terhadap masyarakat secara teratur.


5.Keluarga Sejahtera Tahap III plus : keluarga yg telah dpt memenuhi seluruh kebutuhan baik yg bersifat dasar,social psikologis,maupun pengembangan serta telah mampu memberikan sumbangan yg nyata & berkelanjutan bagi masy.

MY FAMILY








My Family
Anugerah terindah yang daku miliki